Thursday, 17 May 2012

Culture Shock

Walau sudah empat tahun lebih saya hijrah ke negara "suram", saya belum juga bisa beradaptasi. Entah apa yang salah. Apa karna bahasa Inggris saya yang masih kurang lancar atau karna saya memang sangat-sangat mencintai kampung halaman saya sehingga saya tidak benar-benar "mencoba"untuk mencintai negara ini? Wallahua'lam. Saya sendiri pun mumang memikirkan alasan kenapa.

Saya memang tinggal di sini, tapi pikiran saya masih ke Aceh. Sebenarnya saya memaklumi alasan kenapa saya bersikap seperti ini. Saya tinggal di Aceh selama tujuh belas tahun sedangkan di sini baru lah empat tahun lebih. Sangat-sangat tidak wajar jika saya harus "memaksa" diri saya untuk mencintai negara ini.

Negara "suram" begitu saya menyebutnya dan memang sebutan inilah yang pantas bagi sebuah negara yang sepanjang tahun nya bermusim dingin. Ketika musim dingin, matahari enggan menampakkan diri nya dan di musim semi, ia pun malu-malu. Mungkin seperti itulah saya di musim dingin dan musim semi, enggan juga malu-malu. Awal-awal nya saya gembira karna bisa melihat dan bermain dengan salju. Bahkan saat pertama tiba di bulan April 2007, saya sudah tidak sabar ingin melihat salju. Tapi itu hanya berlangsung selama beberapa bulan. Saat itu saya masih berada di excitement or honeymoon stage, saat di mana semua nya terlihat indah, seperti pasangan yang sedang berbulan madu. Saat itu saya excited, rasa nya gembira sekali. Saya ingin belajar banyak hal, mencoba hal-hal yang baru dan juga bertemu dengan orang yang berbeda-beda.


Stage 1 - Excitement
The individual experiences a holiday or 'honeymoon' period with their new surroundings.
They:
. Feel very positive about the culture
. Are overwhelmed with impressions
. Find the new culture exotic and are fascinated
. Are passive, meaning they have little experience of the culture


Hari dan bulan pun berlalu, saya mulai rindu dengan kampung halaman dan teman-teman saya. Dengan tidak sadar, saya telah memasuki withdrawal stage, tahap di mana saya menemukan semua nya serba asing. Saya harus belajar bahasa asing, bertemu dengan orang-orang asing, dan bahkan menu makanan pun menu makanan asing. Not to mention, mimpi saya pun dalam bahasa asing dan juga terasa sangat-sangat asing! Tentu saja reaksi saya, seperti yang telah di prediksikan oleh para ahli, adalah mengisolasikan diri dan menyepi. Saat itu lah saya benar-benar merasa sangat kesepian dan mulai menjadi pendiam. Bahkan di tempat kerja, seorang co-worker pernah menanyakan apa saya ini sakit dan kenapa saya sama sekali tidak berbicara. Saat itu saya hanya bisa diam mendengar ucapan co-worker saya tersebut.


Stage 2 - Withdrawal
The individual now has some more face to face experience of the culture and starts to find things different, strange and frustrating.
They:
. Find the behaviour of the people unusual and unpredictable
. Begin to dislike the culture and react negatively to the behaviour
. Feel anxious
. Start to withdraw
. Begin to criticize, mock or show animosity to the people


Lalu? Tentu saja, saya orang yang tidak suka menyerah atau lebih tepat nya selama saya mampu, saya tidak ingin menyerah. Saya tidak ingin kalah dengan kondisi ini. Tentu saja saya menangis, mengeluh, berkali-kali marah, kenapa ALLAH sampai tega menempatkan saya pada posisi ini. Tapi akhirnya saya mengerti dan belajar banyak hal. ALLAH sedang mendidik saya untuk bersikap sabar dan ikhlas terhadap apapun situasi yang Ia berikan. Di tambah lagi, dalam kesepian saya, saya lebih dekat dengan-Nya. Saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk beribadah dan membaca ketimbang saya dulunya yang sering membuang-buang waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Saya rasa sekarang lah waktu nya di mana saya memasuki  adjustment stage, di mana dalam tahap ini saya mulai sedikit bisa beradaptasi walau memang masih sulit. Jika harus di persentasikan kan, maka mungkin tahap penyesuain diri saya mencapai 60 persen. Bukan angka yang besar memang, karna jujur saya akui, masih sulit bagi saya untuk bisa benar-benar menyesuaikan diri. Dan tentu saja, semua nya butuh proses dan saya harap, saya bisa melewati tahap ini penuh dengan keikhlasan juga kesabaran. Amin Ya Rabb.


Stage 3 - Adjustment
The individual now has a routine, feels more settled and is more confident in dealing with the new culture.
They:
. Understand and accept the behaviour of the people
. Feel less isolated
. Regains their sense of humour


Semoga saya bertemu di tahap berikutnya, yaitu enthusiasm stage, tahap di mana saya mulai bisa mencintai negara "suram" ini  dan bisa menyesuaikan diri dengan tidak menggerutu lagi. Hehe. Semoga saja . . .


Stage 4 - Enthusiasm
The individual now feels 'at home'.
They:
. Enjoy being in the culture
. Functions well in the culture
. Prefer certain cultural traits of the new culture rather than their own
. Adopt certain behaviours from the new culture


:)



No comments:

Post a Comment