When someone beats a rug with a stick, he is not beating the rug - his aim is to get rid of the dust. (Rumi)
(Ketika seseorang memukul karpet dengan tongkat, sasaran nya bukanlah karpet - melainkan debu yang ada pada karpet tersebut)
Jika karpet ibaratnya adalah hati manusia, maka debu itu ibaratnya kotoran-kotoran yang menempel di hati.
Inilah kenapa hati kita terkadang terasa sesak (bagaikan karpet yang sedang di pukul-pukul), ketika kita tidak mendapatkan hal-hal yang "benar-benar" kita inginkan.
***Bisa jadi, kita tidak bisa menikah dengan orang yang benar-benar kita cintai. Ato tidak bisa masuk universitas/mendapatkan pekerjaan yang kita dambakan, atau bahkan tidak masuk kuliah/mendapatkan kerja sama sekali, atau tidak bisa mendapatkan keinginan-keinginan lainnya. Dan sebagainya.
Cinta, obsesi dan keinginan-keinginan yang berlebihan adalah bagaikan kotoran-kotoran yang menempel di hati. Ketika hati di penuhi oleh hal-hal tersebut, maka hati akan mencoba mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada di dalamnya (atas perintah ALLAH SWT tentunya).
Hati manusia itu hanya boleh untuk ALLAH.
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28)
Lalu pertanyaannya, apa boleh kita mencintai? Ataupun memiliki keinginan-keinginan?
Tentu saja boleh! Tetapi jangan taruh cinta, obsesi, atau hal-hal yang kita inginkan di hati, tetapi taruhlah di tangan. Jadi ketika ALLAH mengambilnya atau tidak memberikannya sama sekali, kita akan dengan mudah mengikhlaskannya.
No comments:
Post a Comment