Sunday 5 February 2012

Kenapa banyak sekali jumlah nya

Teringat kembali percakapan saya dengan salah seorang teman saya di suatu siang. Saat itu kami sudah berjanji untuk sama-sama belajar setelah kelas usai. Kelas kami di mulai pukul 12:30pm dan berakhir pada pukul 02:00pm. Dan saat itu saya katakan pada nya bahwa saya ingin salat dzuhur terlebih dahulu sebelum kami sama-sama belajar. Dzuhur saat itu pukul 12:47pm. Dia pun menyetujuinya. Kami sama-sama ke ruang meditasi, yaitu tempat beribadah bagi mahasiswa-mahasiswi dari segala jenis agama.

Dia mengaku sudah lama ingin keruang meditasi, hanya saja dia selalu nervous. Dia tidak menjelaskan alasan mengapa dan saya pun tidak memaksa nya untuk berkata lebih lanjut. Dia adalah seorang yang beragama kristen katolik dan dia mengaku tidak begitu religious. Setelah berwudhu langsung saja saya salat. Seusai salat, saya melihat nya masih sedang meditasi. Seusai ia bermeditasi, saya langsung menanyakan apa saja yang dia lakukan selama meditasi tersebut. 

Jujur selama ini saya begitu penasaran dengan berbagai jenis meditasi yang di lakukan oleh siswa-siswi kampus untuk "menenangkan diri". Dia menjelaskan bahwa yang dia lakukan hanya bentuk latihan pernafasan. Dia mengatakan bahwa kebanyakan dari kita bernafas dari kedua hidung. Tidak ada yang salah memang, jelasnya. Hanya saja bagian dari meditasi yang ia lakukan ialah berlatih bernafas dengan cara seimbang. Yaitu bernafas dengan menggunakan satu hidung dan menutup bagian hidung satu nya lagi. Setelah itu, udara di hembuskan dengan bagian hidung yang di tutup tadi (semoga para pembaca tidak kebingungan dengan penjelasan saya, hehehe :D).

Setelah keluar dari ruang meditasi, kami langsung mencari tempat dimana kami bisa belajar dengan tenang. Kami memilih untuk belajar di kantin kampus di lantai dua nya. Tempat nya tidak begitu ramai juga tidak begitu sepi sehingga kami bisa bercakap-cakap dengan bebas. Kami pun mulai berdiskusi, tidak hanya tentang pelajaran tapi juga tentang kehidupan pribadi. Dia juga banyak bertanya tentang agama saya dan saya pun demikian. Saya merasa sangat malu karna jujur saya tidak banyak tahu tentang islam. Saya mengaku bahwa saya di besarkan dari keluarga islam hanya saja pengetahuan saya tentang islam masihlah dangkal. Saya juga menambahkan pada nya kalau saya sedang mengambil Western Religious Study dimana di kelas tersebut kami di ajarkan tentang agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Saya mengatakan padanya bahwa saya ingin lebih mengetahui tentang agama saya juga tentang agama-agama lainnya.

Tidak lama kami berdiskusi, tibalah waktu untuk saat nya menunaikan ibadah Ashar. Sekali lagi saya pamit pada nya dan dia mengizinkan saya untuk pergi. Sekembali nya saya, dia langsung menanyakan kenapa jumlah salat nya banyak sekali. Saya tersenyum dalam hati karna jujur saya pun sering menanyakan pertanyaan yang sama. Hehehe. Tapi kali ini pertanyaan saya sudah berubah, dari "kenapa banyak sekali" menjadi "apa masih ada lagi". 

Jujur saya mengakui bahwa akhir-akhir ini saya "butuh" beribadah. Bagi saya, ibadah bukan lagi sebagai suatu kewajiban melainkan menjadi sebuah kebutuhan. Ibaratnya, kalo satu hari tidak makan dan minum, maka fisik ini pun akan melemah. Begitulah perumpamaan salat bagi saya. Selama ini saya sering membaca atau mendengar bahwa salat itu adalah makanan rohaniah, tapi baru kali ini lah saya paham apa maknanya.

Saya pun menjelaskan padanya (dengan ilmu saya yang pas-pasan dan bahasa Inggris saya yang masih hancur-hancuran) bahwa seorang muslim harus beribadah lima waktu dalam sehari dan hukum nya itu wajib. Tidak boleh di tinggalkan kecuali sakit atau sedang dalam perjalanan. Dan kalau pun tidak bisa di kerjakan pada tepat waktu, salat nya bisa di qada. Saya menjelaskan, jika kelas saya bentrok dengan jadwal salat, maka saya akan mengerjakan salat saya yang tertinggal pada waktu salat berikutnya. Tentang jumlah salat wajib, saya katakan padanya, jangankan 5, jika ada 10 salat wajib, maka akan saya lakukan semuanya. Jawab saya dengan nada bercanda dan dia pun tertawa.

Dari hasil percakapan ini barulah saya sadar betapa pentingnya ibadah salat. Selama ini saya merasa enggan atau malah terbebani untuk menunaikan ibadah salat wajib. Pertanyaan yang sama yang di tanyakan oleh teman saya tersebut terlontar berkali-kali di dalam kepala saya. Kenapa lima? Kenapa tidak tiga? atau dua saja? Dan sekarang saya malah butuh kelima-lima salat tersebut pada waktu-waktu yang telah di tetapkan. Bagi saya, selain makanan rohaniah, salat juga merupakan bentuk meditasi untuk "menangkan diri". Saya mengakui tidak bisa hidup tanpa salat. Saya butuh salat untuk bisa berhubungan langsung dengan ALLAH dan meninggalakan segala kesibukkan duniawi yang membuat hati saya galau. Dan sekarang yang menjadi "tantangan" adalah bagaimana saya bisa membagi waktu antara salat (salat wajib juga salat sunnah) dengan tugas-tugas kampus saya. Jujur saja, akhir-akhir ini saya jadi kebanyakan salat dan mengabaikan kewajiban-kewajiban saya sebagai pelajar.

Tentang jumlah salat wajib yang kenapa lima, sampai saat ini saya juga belum tau jawaban nya. Bagi para pembaca yang lebih tau akan hal ini, mohon di bagi ilmu nya. Terimakasih.