Sunday 22 June 2014

Fun Time with Orphans

Para finalis World Muslimah spend time bersama adik-adik di panti asuhan Ciater. Kami bersenda gurau dan bermain bersama. It was so much fun! Adik-adik ini pulalah yang nanti nya akan menjadi juri kehormatan di malam final World Muslimah 2013.





Tea Walk - Healthy Living Concept

Akhirnya nyampe juga di Ciater, Subang! Wuiih pemandangan nya indah banget! Pas nyampe disana udah malam. Perjalanan nya cukup melelahkan, bayangkan dari Jakarta-Bandung! Tapi Alhamdulillah saya sangat menikmati nya. I can't wait for what's gonna happen tomorrow! :D

Setelah tahajud, aktifitas berikutnya pun mengiringi. Di mulai dengan senam pagi yang kemudian di lanjutkan dengan tea-walk ke perkebunan teh. Ini merupakan pengalaman pertama saya berada di perkebunan teh. Rasa nya alhamdulillah sekali, tidak henti nya saya mengucap syukur pada ALLAH SWT yang telah memberikan saya kesempatan ini.

Para finalis sedang di edukasi tentang beragam jenis teh dan manfaat nya.




Kami sedang di ajarkan bagaimana cara memetik daun teh secara baik dan benar.
















Quran

( 3:30-5:30 ) Tahajud, Al Qur’an Placement Test & Tausyiah Shalat Shubuh


Setiap pagi nya, para finalis diharuskan untuk melaksanakan salat tahajud berjamaah. Di hari pertama khususnya, panitia mengadakan Al-Quran placement test untuk mengetahui sejauh mana kemampuan para finalis dalam membaca Al-Quran. Para finalis juga di bekali dengan ilmu tajwid agar bacaan Al-Quran nya lebih baik. Selanjutnya para finalis juga di beri PR menghapal beberapa ayat Al-Quran untuk persiapan malam final nanti.












Saturday 7 June 2014

Face Time Story (The Publication part 2)

Mount Royal student takes her hijab experience to Jakarta

“The hijab covers your head, not your brain.”
Wise words from Mount Royal’s Evawani Daud, third-year psychology student and recent contestant in World Muslimah 2013.
An international competition for Muslim women with a focus on the Islamic faith, World Muslimah is a component of theWorld Muslimah Foundation (WMF) an organization focused on enhancing global understanding of the role of Muslim women in their culture and society.
Evawani
Evawani Daud, MRU psychology student took third place in World Muslimah competition
Hosted in Jakarta annually since 2011, World Muslimah selects 20 Muslim women between the ages of 18 and 27 from across the globe who demonstrate a balance between the organization’s three tenets of smart, stylish and sholeha (pious).

The hijab experience

Immigrating with her family to Calgary from Aceh, Indonesia in 2007, Daud won the opportunity to return to her homeland to compete after submitting an essay on her experience wearing the hijab both in Indonesia and in her new home in Canada.

“When I started wearing hijab in grade six, it was largely out of obligation; Aceh was a city where it was pretty strict, and having a piece of cloth in public that covered my hair was something I did to be a good student and a good citizen,” says Daud. “When I moved to Canada, there were no rules about hijab and only a few Muslim girls in school wore it.”

Entering grade 11, Daud decided it was time to remove her hijab to help her fit in, but ultimately found it didn’t make her feel better about her identity.

“I realized the problem was not the hijab; it was me who was not proud of my identity as a Muslim,” she says. “When some Canadians think about Islam, they think about girls who are forced to stay home, that they are oppressed by wearing hijab … I wanted to show everyone that Islam is not like that – Muslim women are out there, contributing to society. It gives me an identity that I am proud of, as well as a sense of belonging.”

Stepping into the spotlight


Daud’s path to Jakarta didn’t start from the urgings of her family or community — it began on YouTube. Looking for tutorials on how to wear hijab in 2012, Daud stumbled across videos from the World Muslimah competition from that year.

After seeing an Indonesian woman win, Daud decided that she would join the competition. She submitted her essay and to her surprise was selected as one of the top 100 candidates. She was asked to submit a video documentary in July describing her social activities, achievements, and Koran scholarship, to be voted on via YouTube and Facebook, as well as by a panel of judges.

“To be honest, I'm not used to being in front of the camera – but I had a friend urge me to see it as a challenge and a new experience,” says Daud. “I had support from the campus’ Muslim Student Affiliation and a chance to show my volunteer work at SAMRU’s Peer Support Centre and Sustainability Centre.”

Daud was selected in the top 20 finalists and ultimately finished third in the completion, held in mid-September. She is now encouraging other Muslim women to participate, noting that there is no requirements in regard to height or body weight and that the experience alone is more than worth their while.

Beauty beyond appearance


While Daud did extremely well in the competition, she genuinely appreciates the opportunity to participate with a group of women whom she regards as sisters in a significant initiative for both her homeland and her faith.

“Since I moved to Canada, I've been looking for a place where I belong,” says Daud. “Returning to Indonesia and to be connected with a culture that I've been missing has helped me gain confidence in public and helped me assert my value in society.”

As with many women’s only competitions, World Muslimah is not without its critics – however, organizers assert that the competition is not a “pageant.” According to the WMF facebook site, the Muslim women’s organization (founded in 2011), aims to enhance understanding of Islam and promote essential skills. WMF aims to reduce poverty, focusing primarily on the core issues of education and women's empowerment and appreciation.

Evawani
World Muslimah 2013

The World Muslimah competition is held as a benefit relief of Muslim women in food crises, wars, conflicts and natural disasters.

Daud says she has a strong belief that all Muslim women should be highly educated.

“Because Islam encourages everyone to be a lifelong learner. I want to show the world the value of Muslim women, that they are not oppressed and limited by their culture and religion,” she says. “With nothing but our hands and faces showing, we must rely on our inner beauty to define our self-worth.”

 


Thursday 29 May 2014

Public speaking: A Take Home Message

Di semester lalu (fall semester) ceritanya saya ngambil public speaking class karna saya pengen improve public speaking skill nihh. Hihi. Jujur saja saya bukan lah orang yang pandai berbicara, apa lagi harus berbicara di depan umum. Oh noooo. Rasa-rasa nya dunia seperti mau kiamat!

Kesan nya public speaking itu extreme gitu kan? Gimana kalau kita tiba-tiba lupa apa yang bakalan kita sampaikan? Gimana kalau kita sampai gemetaran di depan, bahkan sampai di tertawakan? Di tertawakan sih masih mending, karna itu tandanya audience kita nyimak apa yang sedang kita sampaikan. Tapi kalo audience nya nguap-nguap bahkan sampai ketiduran gara-gara mendengar speech kita? Oh noooo. Lagi-lagi dunia seperti mau kiamat!

Tapi tenang teman-teman, ada beberapa tips jitu yang telah saya terapkan yang mudah-mudahan bisa membantu teman-teman yang ingin sukses dalam public speaking.

Anyway, shall we start? :D

1. Why are you nervous?

Tanyakan pada diri kita, kenapa kita merasa khawatir?

Rasa khawatir dalam public speaking itu bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti: kurang nya persiapan, takut melakukan kesalahan, takut di tertawakan, takut penonton tidak akan tertarik terhadap apa yang hendak kita sampaikan, dll.

Oleh sebab itu, penting sekali untuk mengidentifikasikan alasan mengapa kita khawatir agar kita bisa mengatasi kecemasan yang berlebihan secepatnya.


2. Are you prepared?

Tanyakan pada diri kita, sudah siapkah kita? Apakah kita sudah me research topik yang hendak kita sampaikan? Apakah kita sudah latihan secara maksimal sebelum tampil?
Penting sekali untuk mempersiapkan diri agar kita lebih confidence saat tampil.


3.  Is it okay to be nervous?

Setelah mempersiapkan diri secara maksimal, tapi tetap saja kita merasa khawatir, apa boleh? Tentu saja, rasa khawatir yang masih normal itu wajar kok.

Ketika otak mendeskripsikan situasi berbahaya (public speaking misalnya), maka tubuh kita akan mengaktifkan flight and fight response untuk survival. Nah pertanyaan nya sekarang, teman-teman bakalan flight? atau fight?

Biasa nya ketika adrenaline saya sudah bekerja, saya bakal naik turun tangga niih. Hihi. Penting sekali untuk menyalurkan energi yang di sebabkan oleh rasa kekhawatiran. Naik turun tangga, salah satu nya, bisa meredakan adrenalin rush tersebut.


4. Nobody is perfect! Are you?

Penting sekali untuk menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna.

Ketika melakukan kesalahan dalam public speaking (walau sudah berkali-kali latihan), maka jangan langsung marah bahkan sampai mencaci diri sendiri. Bukan kah sejauh ini kita sudah berusaha secara maksimal? Dan memang bukan kah ALLAH yang menentukan hasil nya?

Sebaiknya tanyakan pada diri sendiri, apa yang seharus nya saya lakukan agar presentasi kedepan nya lebih baik?


5. Keep calm and breath

Sebelum presentasi, sebaiknya kita melakukan deep breathing agar tubuh kita bisa lebih nyaman dan relax. 

6. Victory dance

Setelah presentasi, biasa nya saya selalu ke kamar mandi untuk melakukan victory dance sebagai reward bagi diri saya sendiri. Seperti apa victory dance itu? Mari tonton video berikut ini :D




Semoga bermanfaat! :)







Friday 4 April 2014

Ma famille

I'm supposed to write a paragraph describing my family for my French class assignment.
These sentences are really basic. Who would have thought that learning French can be fun. Anyway, here we go :D



                                                            Ma Famille

Il y a six personnes dans ma famille. J’ai deux frères et une soeur. Nous sommes Indonesiens. Nous habitons à Calgary Mes parents aiment le Calgary parceque il fait froid. Au printemps, il est tres belle. Mais, j’aime mieux l’été. J’adore my famille. Mon père est de taille moyenne. Il a les yeux marron et les cheveaux noirs. Il est sincère, travailleur et idéaliste. Il n’est pas égoïste. Ma mère est très petite. Elle a les yeux noirs et les cheveaux noirs. Elle est enthousiaste. sensible et calme. Mon frère aîné est grand. Il a les cheveaux courts et noirs. Il a les yeux noirs. C’est un jeune homme égoïste, et paresseux. Il n’est pas sensible, sincère ou sympathique. Il n’aime pas les sports mais il aime la musique. Il joue de la guitare et du piano. Il porte un costume, une cravate, des chaussure et des chaussette ou travaille. Mon frère cadet est aussi grand. Il a les cheveux longs et châtains. Il a les yeux noirs. Il est drôle, dynamique et raisonable. Il est sportif. Il jou au basket ball et au tennis. La chambre de mes frère est en désordre. Leurs pantalons et leurs livres sont par terre. Ma soeur est très belle intelligente et gentille. Elle est très petite comme ma mère. Elle a les yeux marron. Elle a les cheveux noirs. Ma soeur aime danser, regarder de la télévision et écouter la radio. Elle aime porter des longues des robes, des chapeau et des sandales. La chambre de ma soeur  est en ordre. Mes frère ne sont pas étudiants. Ma soeur étudié la littérature à l'université de l'Indonésie.












Saturday 22 February 2014

Tampil natural? Siapa takut! :D

Teman-teman (sisters khususnya) pernah gak berharap model-model di majalah-majalah remaja di foto secara alami? Make up minimalis, dan gak pake editan camera?

Well beberapa minggu yang lalu saya sempat shock pas ngeliat salah satu majalah yang lagi popular di sini, menampakkan wajah seorang model wanita dengan make-up yang minimalis dan tanpa editan camera! Wajah nya natural sekali, lengkap dengan freckle (bintik-bintik hitam) nya!




Yes, yes, she is Emma Watson! :D 

Bagi saya ini hal yang sangat AMAZING!

Fenomena seperti ini jarang saya temukan di majalah2 remaja yg lagi trend.
(Atau mungkin ada, cuma saya aja yg g tau? :D)
Seolah-olah foto tersebut berpesan, "Well, ini wajah asli saya, gak perlu editan camera untuk merasa cantik. Cukup dengan make up yang minimalis and that's enough because I just love the way I am".
*Seandainya foto bisa berbicara 

Trus lagi di salah satu film dokumenter "Killing us softly", Jean Kilbourne memaparkan bahwa media, seperti majalah misalnya, berpengaruh besar terhadap pembentukan self-esteem wanita. Low self-esteem and eating disorders are common among women. Banyak wanita yang terobsesi untuk bisa menurunkan berat badan. Beliau juga menambahkan bahwa 80% anak-anak kelas 4 SD di San Francisco sudah mulai khawatir dengan penampilan mereka.

Apakah issue sepert ini sudah mulai populer di Indonesia?


Dulu semasa SMP dan SMA, saya pribadi sering gak PD-an kalo jerawat udah mulai bersemi. Padahal masa pubertas emang identik dengan jerawat ya kan? Alhasil saya sempat mencoba produk ini-itu, berharap jerawat-jerawat saya punah. Eh, gak tau nya jerawat nya makin mekar. Hihihi.
Saat itu saya tidak menyangka bahwa media benar-benar sangat powerful dalam mempengaruhi cara pandang seseorang, let alone to affect people's self-esteem!

Dan hal ini membuat saya bertanya-tanya, kenapa kita malu menampakkan jerawat/bintik hitam? Kenapa kita sering gak PD-an untuk tampil natural? Siapa bilang natural itu gak cantik? Siapa yang berhak mendefinisikan makna cantik? Media kah? Atau diri kita sendiri?


Kalau Emma bisa dengan bangga menampakkan freckle nya, saya juga bisa dengan bangga menampakkan jerawat saya! Hihihi.





I'm just beautiful me :D 

Bagaimana dengan teman-teman semua?  



Monday 13 January 2014

Public Speaking: DON'T PANIC

Assalamualaikum guys . . .
Well, I have not written on my blog since new year's eve. To be honest, I've been busy with university life. Duh! :D

So what's going on with my life now?

Well, I'm taking four courses this semester! Kinda busy! I'm also taking public speaking and French class. This is really out of my comfort zone! Well, that's the point! I want to get out of my comfort zone, to challenge and scare myself a little bit. Hihihi.

Tomorrow is our first Introduction speech, kinda nervous. But all I can promise is I'll try my best and leave the result to ALLAH. This is my new mantra by the way.

Our first task is to interview a classmate and we are required to introduce him or her to the class. So, I got to interview this person whom I should't mention the name of. An interesting fact about him: he is wearing a hat with pins all over it. I thought it's kind of unique of him.

And guess what? His hat has saved my life!

So what happened was, I had been so nervous because I thought we had to present on Thursday. I came to class and I sat down. He was sitting right in front of me and he was wearing this hat. I looked straight to his hat and one of the pins say: DON’T PANIC. I feel as if he was telling me that. So I calmed down. I was thinking maybe I should come up to him later and thank him. 

I was lucky though because I was actually paired up with him. So I got a chance to ask him what’s the story behind his hat. He loves to design, and the pins are his designs. He also loves to design costume to entertain people.

Another interesting facts about him is that, he has 6 pets. One of them is snake! He told me that snake isn't hard to take care of. Most people have wrong assumption about snake. I forgot what kind of snake he has. I'll ask him again. Hihihi.

Anyway I have to present about him tomorrow to class. Wish me luck guys :D











Wednesday 1 January 2014

Hey there 2014! :D

Banyak dari teman-teman saya yang menuliskan new year's resolution di tahun baru ini. Mereka menuliskan life goals dan harapan-harapan ke depan yang menurut saya hal yang cukup positive dan memotivasi. Jujur saja, saya pun ingin melakukan hal yang sama. Hanya saja ada sedikit kendala, banyak hal di tahun-tahun sebelumnya yang masih belum tercapai. Jadi resolusi 2014 bisa langsung di check di kategori new year 2013, tentu nya dengan sedikit improvisasi.

Apa yang sebenarnya saya harapkan di tahun 2014 ini?

Banyak hal tentu nya! Saya ingin ini, ingin itu. Ingin bisa seperti ini dan seperti itu. Ingin travel kesini dan kesitu. Pokok nya banyak mau nya deh! Hihihi. Tapi hal yang paling saya inginkan di tahun 2014 nanti nya adalah bisa lebih bersyukur, bisa lebih bersabar dan bisa lebih ridha dengan ketetapan ALLAH! Karna saya melihat diri saya di 2013 bahkan di tahun-tahun sebelumnya, begitu banyak mau nya sampai lupa berterimakasih pada sang Khalik akan nikmat-nikmat yang telah Ia berikan. Tidak cukup bersabar ketika keinginan saya tidak langsung Ia penuhi, dan tidak cukup ridha ketika keinginan-keinginan tersebut Ia ganti. Jadi postingan kali ini lebih tepat di sebut muhasabah diri di banding resolusi :D

Saya juga ingin memperbaiki bacaan Al-Quran saya yang masih amburadul. Keinginan terbesar saya adalah bisa menghapal Al-Quran. Man jadda wajadda. Siapa yang bersungguh-sungguh, ia pasti bisa kan?
Saya akan mulai menghapal juz 30, yang mudah-mudah saja dulu. Hihihi

Dan ada satu hal lagi yang sangat-sangat saya harapkan untuk bisa tercapai, karna saya merasa hal inilah yang menjadi penghambat untuk mencapai keinginan-keinginan saya yang lain. Tapi tentu nya saya ingin tetap ridha di atas segalanya. Jadi ketika sudah berusaha dengan maksimal, tapi tetap tidak tercapai juga, saya ingin bisa ridha atas keputusan Nya.

Mohon doa nya ya teman-teman. Semoga saya menjadi pribadi yang lebih baik dari saya yang kemarin. Saya tidak berjanji untuk tidak berbuat salah, saya hanya bisa memastikan bahwa saya akan terus belajar dari kesalahan-kesalahan saya.

Anyway, welcome 2014! ;)