Saturday 23 June 2012

Angan-Angan Vs Cita-Cita

Ketika anda sangat-sangat ingin mempunyai sebuah sepeda,
tidur anda pun mulai tak tenang karna setiap malam nya anda mengimpikan-impikan agar punya sepeda,
hari-hari anda pun mulai tidak fokus karna yang anda pikirkan hanya sepeda,
hati anda juga mulai gundah karna iri melihat orang lain punya sepeda,
pastinya anda mulai tidak sabar ingin memiliki sepeda dan bisa mengendarainya,
tapi satu hal yang anda tidak lakukan,
anda tidak menabung untuk bisa membeli sepeda,
maka saya sebut itu sebuah angan-angan.

Akan tetapi cita-cita ialah,

Ketika anda sangat-sangat ingin mempunyai sebuah sepeda,
tentu saja anda tetap tidak tenang karna setiap malam nya anda mengimpi-impikan agar punya sepeda,
hari-hari anda pun mulai tidak fokus karna yang anda pikirkan hanya sepeda,
hati anda juga mulai gundah karna iri melihat orang lain punya sepeda,
pasti nya anda tidak sabar ingin memiliki sepeda dan bisa mengendarainya,
tapi satu hal yang anda lakukan,
perlahan-lahan, hari demi hari, anda pun mulai menabung,
walau hanya seribu rupiah sehari, anda yakin bahwa suatu hari anda akan memiliki sepeda dan bisa mengendarainya.


Thursday 21 June 2012

Procrastionation (Just for fun :D)


Procrastination is about, "Hey, I'll do it later",
but guess what?
you'll never do.

Procrastination  is about, "I still have time",
but guess what?
time is running out.

When it's too late and you're running out of time,
Procrastination is about, "It's too much, I can't handle this"
then, you're going craaaazy!



I'm nothing without You


Teringat lagi percakapan saya dengan co-worker saya beberapa hari yang lalu di store tempat saya bekerja. Saat itu kami sedang menunggu manager kami yang harus menyelesaikan beberapa hal sebelum store nya di tutup. Jadilah saya dan co-worker saya tersebut melepas lelah di lunch room kesayangan kami. Saat itu waktu sudah menandakan pukul setengah sembilan malam. Di luar masih juga terang, maklum lah it's summer time!

Co-worker saya adalah seorang gadis berkulit hitam yang berasal dari Jamaica. Walau usia nya jauh lebih muda dari saya, tinggi badan dan raut wajahnya membuat ia kelihatan lebih dewasa dari usia aslinya. Kami cukup dekat dan kedekatan inilah yang membuat ia bercerita banyak tentang keluarganya. Singkat kata, keluarga nya sedang di timpa banyak masalah yang membuat ia harus bekerja di dua tempat pada hari-hari yang bersamaan pula.

Malam itu, kami bercerita tentang pekerjaan, kuliah, dan banyak hal-hal lainnya. Banyak hal yang membuat kami tertawa riang termasuk tingkah aneh para customers yang terkadang harus kami akui, sangat-sangat menguji kesabaran. Setelah bercerita panjang lebar, akhirnya kami pun terdiam. Dalam keheningan, tiba-tiba dia menggerutu.
"aku benci hidup ku!"
"semua orang benci kehidupan nya" jawabku dengan nada bercanda.
"Oia, pernah gak kamu berfikir, apa tujuan kita disini? apa yang sebenarnya kita lakukan di dunia ini?"
"Ya, aku pernah berfikir begitu"
"Lalu?"
"Hmm. Dalam Islam kami percaya bahwa manusia di ciptakan untuk menyembah Tuhan. Dan di dunia ini, manusia di penuhi dengan cobaan supaya Tuhan bisa tau siapa yang paling setia dalam menyembahNya"
"Hmm"
"Kamu pernah gak berada dalam situasi yang tiba-tiba kamu menangis karna saking sedih nya, tapi beberapa menit kemudian kamu akan tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak?"
"Ya, terus?"
"Jadi kami percaya akan surga dan neraka. Jadi di surga itu hanya akan ada absolute happiness, there are no tears. Dan di neraka, hanya akan ada absolute pain and there are tears. Dan dunia ini hanya tempat pertengahan, ada kesedihan juga kebahagiaan. Jadi di dunia ini kita tidak akan benar-benar sedih atau benar-benar bahagia. Kalau pun ada pure happiness hanya bisa di capai jika kita bersyukur dan ikhlas dengan apa-apa yang telah Tuhan berikan. Dan jika ingin benar-benar bahagia seutuhnya dan istirahat dari semua kesusahan, maka ke surga" jawabku kembali bercanda.
"Kalo begitu, mari kita kesurga!" jawabnya sambil tertawa.
"Lalu bagaimana dengan agama yang kau yakini?" tanyaku padanya.
"Sepertinya sama" jawabnya singkat.
Saya pun menunggu untuk penjelasan lebih lanjut, tapi hening. Dan saya pun melanjutkan percakapan kami.
"Oia, sebagian orang menyatakan kalo mereka gak percaya Tuhan, menurut kamu gimana?" tanyaku penasaran.
"Aku gak bisa nyalahin mereka karna liat aja dunia ini, full of chaos! I don't know what to believe in anymore! (Aku gak tau apa yang harus aku percaya lagi di dunia ini).
"Tapi menurutku, jika aku terlahir sebagai atheist, aku akan memulai dengan mempercayai sesuatu. Lalu aku akan mencoba percaya dengan Tuhan karna menurutku itu mudah. Coba bayangkan, di malam hari, jika kamu tidak percaya dengan Tuhan. Bisa gak kamu tidur tanpa mengkhawatirkan akan masa depan mu? Lalu bagaimana dengan segala hal-hal yang menyakitkan? Semua nya akan mudah jika kita punya Tuhan. Maka di malam hari kita akan mudah mengatakan, everything's gonna be okay karna ada yang Maha Kuasa yang mampu membuat segala nya baik-baik saja. Dan mungkin setelah itu aku akan mencoba mencari agama mana yang bisa di terima oleh hati nurani dan akal sehatku".
Dia hanya bisa terdiam mendengar ucapan saya.

Di perjalanan pulang, dalam hening saya merenung sambil mengucap syukur tiada hentinya. Begitu bahagia nya saya karna terlahir sebagai seorang Muslim dan sampai saat itu pula, nikmat tersebut masih ALLAH berikan pada saya. Alhamdulillah.
Terimakasih Ya Rabb karna Engkau masih membuat hati ini percaya akan keberadaanMu, and I'm really nothing without You. Bisikku dalam hati.