Tuesday 13 November 2012

Apa perlu kita khawatir? (Part III)

Awal-awal masuk kuliah, jujur saya terkejut melihat warga kampus saya yang  kebanyakan "ngopi". Antrian untuk membeli secangkir kopi pun penuh setiap pagi nya. Kampus saya memiliki tiga bangunan(seingat saya tiga bangunan :D). Bangunan utama hanya memiliki satu coffee shop dan tentu saja line-up nya masya ALLAH, panjang sekali bagai ular tangga (gak nyambung ya :D). 


Dari hasil interogasi, teman-teman saya mengakui kalo mereka selalu menghabiskan tiga cups sehari nya (semacam minum obat aja ya). Dia juga menambahkan kalo ada istilah kopi pagi, kopi siang, juga kopi malam.


Pertanyaan nya, kapan dia tidur?  Jawabannya, kadang-kadang tidur, tapi cuma empat jam, selebih nya di bantu "bangun" oleh si kopi. Dia juga mengakui kalo terkadang tidak tidur semalaman.
Bisa di bayangkan bagaimana hidup tanpa tidur? Ya, bagi sebagian kita seperti dunia mau kiamat :D


Saya pernah lo coba minum kopi biar gak ngantuk buat nyelesain tugas, alhasil gak bisa tidur semalaman. Semenjak kejadian itu, saya trauma dengan kopi dan gak pengen ngopi selama-lama nya. Titik! (Haha, banyak kali bohong nya :D)

Jujur saya akui, cara belajar mahasiswa di sini membuat saya galau! Saya yang gak biasa-biasanya belajar serius, akhirnya terbawa arus.
Dan semenjak itu pula, saya mulai khawatir! Khawatir dengan masa depan! Beribu-ribu pertanyaan muncul, seperti: "tamat kuliah bakalan dapat kerja ato gak? Kalo iya, bakal kerja di mana? Kalo gak dapat, trus mesti ngapain?"

Lalu apa perlu kita khawatir?

Sebenarnya perlu. Misalnya, ketika saya bertanya, "tamat kuliah bakalan dapat kerja ato gak? Kalo iya, bakal kerja di mana? Kalo gak dapat, trus mesti ngapain?"
pertanyaan-pertanyaan ini membuat saya lebih realistis dan berfikir akan langkah-langkah apa yang harus saya ambil. Kebanyakan kita berfikir, ketika tamat kuliah, kita akan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan jurusan kita saat ini. Tapi nyatanya, gak semua berjalan sesuai yang kita harapkan. Seperti kata pepatah(entah iya pun pepatah :D), expect the unexpected (harapkan yang tak terduga). Jangan harapkan semuanya akan mudah, karna inilah hidup, akan selalu di penuhi dengan cobaan. Apapun cobaan itu, kita harus siap menjalaninya. Sooo, be ready guys! :D

Jangan pula mendramatisir ke-khawatiran karna hal ini akan membuka pintu komunikasi antara fikiran kita dengan syaitan.





"Dan jika kamu di timpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada ALLAH. Sesungguhnya ALLAH Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS Al-Araaf : 200)




"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka di timpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada ALLAH, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya" (QS Al-Araaf : 201)

Jadi Kesimpulan dari tulisan ini, khawatir itu perlu karna bisa membuat kita lebih realistis dan berfikir kritis. Hanya saja jangan mendramatisir kekhawatiran, karna hal ini akan membuka pintu komunikasi antara fikiran kita dengan syaitan. Jadi, berhati-hatilah!  ;)




1 comment:

  1. "tamat kuliah bakalan dapat kerja ato gak? Kalo iya, bakal kerja di mana? Kalo gak dapat, trus mesti ngapain?" , expect the unexpected (harapkan yang tak terduga) :)

    Banyak orang sukses bekerja bukan di bidangnya masing2 . . :)
    "Sungguh beruntung orang yang telah diberi petunjuk Islam, diberi rezeki yang sekedar mencukupinya, dan ia pun ridha menerimanya." (HR. Ibnu Majah; shahih) Note :rezeki yang sekedar mencukupinya, dan ia pun ridha menerimanya. .. Kadang al ini kalau kita ceritakan ama roang mungkin diketawain .. hehe Dunia ini sementara, ada ayat dunia hanya senda gura belaka.. :)

    ReplyDelete