Tuesday 6 November 2012

Kenapa kita sering khawatir?

Di SMA, saya mempunyai seorang teman yang sangat rajin. Ketika lunch break, dia selalu memanfaatkan waktu nya untuk membaca, atau terkadang mengerjakan tugas, sambil makan sekalipun! Saya pernah sekelas dengan nya beberapa kali namun kami baru dekat di kelas kimia 30 (pelajaran kimia tingkat SMA kelas 3). Saya ingat sekali, ketika ada kerja kelompok, saya selalu mendaftarkan diri menjadi anggota di kelompok nya. Apalagi ketika masuk Lab. Teman saya ini paling pintar dalam menulis lab report. Hehe


Dia seorang yang perfectionist. Dia ingin setiap anggota mengumpulkan tugas yang telah di bagi-bagi,  seminggu sebelum deadline. Tentu saja sebagai ketua, dia ingin mengecek ulang hasil yang telah kami kumpulkan padanya. Ketika sudah memberikan hasil kerja saya, saya menjadi tenang seolah-olah saya berada di posisi aman. Saya tidak galau karna saya yakin teman saya ini akan benar-benar berusaha mengecek, re-cek, dan mengecek lagi sampai jawaban nya benar-benar mendekati sempurna. Saya mengenal sifat-sifatnya.


Lalu apa hubungan nya teman saya dengan pertanyaan, "kenapa kita sering khawatir?"


Sedikit membahas alasan mengapa kita sering khawatir.
Coba renungkan dan tanyakan pada diri kita sendiri,
Sebenarnya kenapa kita khawatir? Apa mungkin karna kita tidak percaya bahwa ALLAH ada? Atau apa mungkin karna kita meragukan kekuasaan ALLAH? Sudahkah kita mengenal ALLAH dengan baik?

Kembali ke kisah saya di SMA.
Ketika menyerahkan tugas kimia pada teman saya, saya tidak lagi khawatir karna saya yakin  teman saya ini akan benar-benar berusaha mengecek, ri-cek, dan mengecek lagi sampai jawaban nya benar-benar mendekati sempurna. Jika jawaban saya benar, maka dia tidak perlu mengoreksinya. Tapi jika salah, tentu saja dia akan memperbaikinya. Saya mengenal sifat-sifatnya.

Bukankah hidup itu demikian?!

Kita sudah berusaha dan berdoa, tapi pada akhirnya kita menyerahkan hasil nya pada ALLAH dan percaya bahwa ALLAH akan mengecek, ri-cek, dan mengecek lagi usaha yang kita lakukan. Jika menurut ALLAH apa yang kita minta dan usahakan baik bagi kita, maka Ia akan memberikannya. Namun jika tidak, maka ALLAH akan memperbaikinya (menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik).
Sama halnya seperti teman saya. Jika jawaban yang saya berikan benar, maka dia akan menuliskannya di lab report kami. Tapi jika tidak, dia akan memperbaiki jawaban saya.

Tentu saja, sifat-sifat ALLAH tidak bisa di samakan dengan sifat-sifat manusia. Hanya saja ini sebuah perumpamaan yang menjadikan kita berfikir. Siapakah kita yang mengclaim bahwa yang kita inginkan adalah yang terbaik bagi kita? Renungkanlah! ;)






No comments:

Post a Comment